Marwan Kampanyekan Indonesia Tanpa Konflik

Marwan Kampanyekan Indonesia Tanpa Konflik

JAKARTA - Kerusuhan serta konflik horizontal yang belakangan marak terjadi patut menjadi koreksi atas identitas kebersamaan bangsa Indonesia.

Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa DPR RI Marwan Ja'far punya jawaban atas keagamangan itu.

"Bangunan kebersamaan yang selama ini kita agung-agungkan hanya semu belaka. Kohesifitas sosial yang selama ini terjahit telah terkoyak,"ulas Marwan, Sabtu (3/11/2012).

Rapuhnya rasa saling memiliki sebagai bangsa Indonesia itu justru merusak suasana di tengah multikulturalisme. Alhasil, telisik Marwan, masyarakat menjadi begitu mudah tersulut emosinya sehingga berujung konflik berdarah hanya untuk hal yang awalnya sangat sepele.

Kerusuhan di Poso dan Lampung yang baru saja terjadi, menurutnya menjadi bukti nyata. Tradisi gotong royong perlahan namun pasti mulai pudar dan digantikan dengan sifat individualistis. Sementara pada saat bersamaan negara terkadang lalai menumbuhkan nilai-nilai kekeluargaan dan kebersamaan.

Satu per satu Ketua Dewan Pembina Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (Gemasaba) ini mengulik kondisi sosial yang riil. Maraknya tawuran antarpelajar dan mahasiswa, misalnya, menunjukkan institusi pendidikan lupa mengajarkan visi dasar pendidikan dan hanya menjadikan siswa menjadi obyek pengetahuan.

"Kembalikan visi utama sebuah pendidikan yang menjadikan peserta didik menjadi humanis dan sadar akan lingkungan sosial sekitarnya,"ulas Marwan.

Sementara untuk beberapa kasus konflik masyarakat seperti di Poso, Palu, Lampung, dan daerah lain yang telah merenggut korban jiwa, Marwan meminta negara harus mampu melihat ke akar masalah.

"Sistem deteksi dini tampaknya harus benar-benar diterapkan negara untuk daerah-daerah yang rawan konflik dan punya sejarah konflik,"tegas Marwan.

Perangkat sosial negara, mulai intelijen, kepolisian, guru, dosen dan perangkat negara lainnya diharapkan melakukan langkah konkret antisipasi konflik. Terkait konflik di Poso yang berulang, Marwan menelisik akar masalahnya sangat kompleks.

Mulai kesenjangan penguasaan sumber daya, kurang berfungsinya nilai budaya di masyarakat, pemanfaatan simbol agama untuk kepentingan tertentu, hingga ketidaktegasan aparat keamanan. Hal serupa juga terjadi untuk konflik di Lampung.

"Aparat keamanan dan aparat hukum harus tegas agar stabilitas dan rasa aman masyarakat terjaga,"harap Marwan.

Pada wilayah bernegara, pemerintah juga harus menciptakan kesejahteraan yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat. Kesenjangan ekonomi yang selama ini terjadi, jelas Marwan, menjadi salah satu akar masyarakat mudah tersulut berbuat anarkis yang berujung pada konflik.

"Sebagai rakyat, melihat keadaan yang makin hari makin meresahkan ini, mari kita ikut gelorakan Indonesia tanpa konflik,"pungkas Marwan.

Enter your email address to get update from Fathoni16.
Print PDF

Dilarang menyertakan link aktif, iklan, ataupun titip link dalam berkomentar di Blog Fathoni16. Silahkan berkomentar tanpa ada kata-kata kotor.

Konversi KodeEmoticon