Misteri Peti Mati yang Berpindah Tempat - Kali ini, saya sedikit memperluas wawasan dengan menceritakan kisah misteri yang nyata di dunia, yaitu peti mati berpindah. Berikut kisahnya.
Peti mati Mary Ann Chase telah bergeser ke sudut lainnya. Padahal, di area pemakaman, tidak ditemukan jejak manusia atau bekas dibuka paksa.
Fenomena supranatural tersebut terjadi di distrik Christ Church, dekat Kota Oistins di selatan Pulau Barbados. Kisah tersebut bermula dari pemakaman sebuah keluarga yang bernama Chase Vault. Pemakaman keluarga yang dibangun oleh James Elliot tersebut terlihat kokoh dan lebih mirip miniatur benteng. Sebab, terdiri atas susunan pahatan batu dengan pintu yang terbuat dari marmer pulam pilihan.
Uniknya, meskipun Elliot telah bersusah payah membangunnya, tapi ia tidak pernah dimakamkan di situ. Tempat tersebut dibiarkan kosong. Namun, pada tanggal 31 Juli 1807, Mrs. Thomasina Goddard wafat dan dimkamakan di sana. Jenazahnya diletakkan di dalam sebuah peti mati kayu.
Setahun sesudahnya, makam tersebut dibeli oleh keluarga Chase, salah satu keluarga terkaya dan disegani di Barbados. Thomas Chase, sang kepala keluarga adalah seorang tuan pemilik kebun yang terkenal kejam terhadap budak-budaknya. Karena perubahan kepemilikan, makam tersebut pun berganti nama menjadi Chase Vault (artinya : makam keluarga Chase).
Selanjutnya, oleh keluarga Chase, makam tersebut digunakan pertama kalinya untuk memakamkan Mary Anna Maria Chase, putri bungsu Thomas yang berusia dua tahun. Setelah kematian Mary Ann, perlahan-lahan, Chase Vault mulai diisi oleh jenazah anggota keluarga Chase yang lain. Lima tahun setelah kematian Mary Ann, putri tertua Thomas yang bernama Dorcas Chase juga meninggal dan jenazahnya dimakamkan di sana dengan peti mati yang juga terbuat dari timah.
Kemudian, selang sebulan setelah penguburan Dorcas, sang kepala keluarga pun meninggal dunia karena bunuh diri. Jenazahnya ditaruh di dalam peti timah yang beratnya 108 kg. Anehnya, ketika pintu makam dibuka, para pengurus pemakaman kaget karena menemukan peti-peti mati yang ada di dalamnya berantakan. Peti mati Mary Ann Chase bergeser ke sudut lainnya, pada hal di area pemakaman tidak ditemukan jejak manusia atau bekas dibuka paksa. Meskipun heran, akhirnya kedua peti jenazah dirapikan dan pintu Chase Vault ditutup kembali.
Selang empat tahun setelah pemakaman Thomas Chase, makam tersebut kembali dibuka. Kali ini untuk memakamkan jenazah Charles Brewster Ames yang berusia sebelas tahun. Ketika masuk ke pemakaman tersebut, mereka kembali menemukan semua peti mati telah berpindah tempat, termasuk peti mati Thomas Chase yang notabene sangat berat. Satu-satunya peti mati yang tidak berubah posisi hanyalah peti mati kayu milik Mrs. Goddard. Oleh sebab itu, petugas pemakaman pun memerintahkan agar peti - peti mati tersebut dikembalikan ke posisinya semula. Namun, karena sangat berat, untuk mengangkat peti mati Thomas Chase, butuh delapan pria untuk memperbaiki posisinya. Pintu masuk Chase Vault pun kembali ditutup rapat.
Selanjutnya pada tanggal 17 November 1816, pintu Chase Vault dibuka kembali. Kali ini, untuk menaruh jenazah Samuel Brewster Ames. Para pengurus pemakaman pun menemukan peti-peti mati di dalamnya telah berubah posisi. Hanya peti mati kayu Mrs. Goddard-lah yang tidak berpindah posisi. Dan untuk ketiga kalinya, mereka mengembalikan semua peti mati tersebut ke tempat semula.
Kemudian, pada tanggal 17 Juli 1819, makam tersebut dibuka kembali untuk memakamkan Thomasina Clark yang peti matinya terbuat dari kayu. Masih sama pula dengan peristiwa sebelumnya, peti mati yang ada di dalamnya ditemukan dalam keadaan berantakan dan berpindah tempat. Tentu saja, kejadian yang berulan-ulang tersebut cukup menghebohkan, bahkan hingga gubernur pun turun tangan. Atas perintahnya, dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap makam-makam tersebut. Lagi-lagi, tidak satu pun bukti yang menyatakan adanya perusakan ataupun jalan rahasia. menuju makam.
Akhirnya, untuk meyakinkan dan menenangkan penduduk, ia menempatkan segel di pintu makam. Tapi, usaha itu gagal. Sebab, sejumlah laporan menyebutkan bahwa masih terdengar suara-suara gaduh dan misterius dari dalam makam. Karenanya, gubernur pun menuyuruh untuk mengosongkan makam tersebut dan membiarkannya tetap terbuka hingga sekarang.
Akhirnya, untuk meyakinkan dan menenangkan penduduk, ia menempatkan segel di pintu makam. Tapi, usaha itu gagal. Sebab, sejumlah laporan menyebutkan bahwa masih terdengar suara-suara gaduh dan misterius dari dalam makam. Karenanya, gubernur pun menuyuruh untuk mengosongkan makam tersebut dan membiarkannya tetap terbuka hingga sekarang.
Misteri makam fenomenal tersebut ternyata mengundang perhatian seorang penulis buku terkenal, yaitu Sir Arthur Conan Doyle. Karyanya tersebut berjudul Detektif Sherlock Holmes dan The Lost World. Menurut dugaannya, jika kejadian-kejadian misterius di makam tersebut berkaitan dengan kekuatan supranatural yang melakukan protes karena peti-peti jenazah terbuat dari logam dan timah.
Dalam teorinya, ia mengemukakan jika logam akan menahan proses pembusukkan alami. Hal ini berdasarkan bukti bahwa hanya peti jenazah Mrs. Goddard-lah yang tidak terusik karena terbuat dari kayu. Sedangkan semua peti jenazah keluarga Chase yang terbuat dari logam mengalami perubahan posisi. Tetapi, lepas dari itu, kisah tersebut menjadi misteri belum terpecahkan sejak 2 abad yang lalu.
Dalam teorinya, ia mengemukakan jika logam akan menahan proses pembusukkan alami. Hal ini berdasarkan bukti bahwa hanya peti jenazah Mrs. Goddard-lah yang tidak terusik karena terbuat dari kayu. Sedangkan semua peti jenazah keluarga Chase yang terbuat dari logam mengalami perubahan posisi. Tetapi, lepas dari itu, kisah tersebut menjadi misteri belum terpecahkan sejak 2 abad yang lalu.
1 komentar: Tambahkan komentar
ohh, begitu ya
BalasDilarang menyertakan link aktif, iklan, ataupun titip link dalam berkomentar di Blog Fathoni16. Silahkan berkomentar tanpa ada kata-kata kotor.
Konversi KodeEmoticon